Salah satu taman kota yang paling populer (namun entah bagaimana paling tidak ramai), orang Tokyo secara teratur melarikan diri ke taman seluas 58,3 hektar di Shinjuku Gyoen, dirancang dalam tiga gaya terpisah: lanskap Inggris, Prancis formal, dan Jepang tradisional.
Shinjuku Gyoen memiliki sejarah panjang, berasal dari zaman Edo sebagai taman tuan feodal yang kemudian menjadi taman kekaisaran untuk menjamu tamu pada awal abad ke-20. Sekarang, ini adalah taman nasional yang terbuka untuk umum, dengan halaman rumput yang luas dan terbuka serta aliran air yang tenang mengalir melalui tiga bagian utama.

Di taman Jepang, yang tertua dari ketiganya, terdapat rumah teh di mana Anda dapat merasakan pengalaman minum kocha Jepang dalam konteks yang sangat tradisional. Datanglah ke sini untuk melihat paviliun, semak-semak yang terawat, dan pemandangan yang disusun dengan indah juga. Dalam beberapa minggu pertama di bulan November, taman Jepang menyelenggarakan pameran tahunan bunga krisan, simbol Keluarga Kekaisaran Jepang.
Taman formal Prancis mereplikasi desain struktural terkenal yang terlihat di Eropa, sementara halaman rumput hijau yang luas di taman lanskap Inggris dikelilingi oleh lusinan pohon sakura menjadikannya tempat hanami (melihat bunga sakura) yang populer di musim semi. Saat musim gugur, taman, khususnya taman Jepang, berubah menjadi kaleidoskop warna merah, emas, dan cokelat.

Rumah kaca menampilkan bunga-bunga tropis yang dapat Anda nikmati sepanjang tahun. Ada juga restoran, pusat informasi, galeri seni, dan banyak tempat istirahat untuk menikmati pemandangan.
Ada tiga gerbang masuk ke taman: Shinjuku dan Okido (Utara), dan Sendagaya (Selatan). Anda harus membayar sedikit biaya untuk memasuki taman, yang tutup pada pukul 16:00, dan hewan peliharaan, permainan bola, atau alkohol tidak diperbolehkan. Aturannya mungkin tampak tegas, tetapi dengan cara inilah taman tetap tenang dan menenangkan.

